Ini kisah saat orang Sunda
diajak selamatan di kediaman orang Jawa.
Nah saat itu orang Sunda mau ke
belakang, ternyata jalan ke WC-nya masih berupa tanah. Supaya kakinya tidak kotor, ia keluar sebentar untuk mengambil sandal
bakiaknya yang ia taruh di depan rumah.
Melihat orang Sunda itu keluar, keluarga tuan rumah
bertanya” Mau kemana Mas?”
“Bade nyokot
sendal… ( Mau ngambil sandal)”
“Oh ya,ya..” kata yang tanya
sambil kebingungan dengan jawaban orang Sunda itu. Karena dalam bahasa Jawa
nyokot artinya menggigit.
“Ngapain si Akang tadi mau
menggigit sandal?” tanya family yang lain.
Dan yang ditanyapun menggeleng.
Lalu keduanyapun tertawa membayangkan orang
tadi benar-benar menggigit sandal.
“ Coba tanya lagi kalau dia lewat
nanti..”
Setelah itu si Akang tadi muncul
lagi sambil membawa sepasang sendal bakiaknya. Dan si Mas-pun tanya lagi biar
ada kejelasan tanpa harus menunjukkan bahwa ia tidak mengerti apa maksud dari nyokot sandal yang
sebenarnya.
“Sudah…? “ tanya si Mas
“ Atos…” jawab si Akang . Atos dalam Bahasa Sunda artinya sudah.
“ Atos…” jawab si Akang . Atos dalam Bahasa Sunda artinya sudah.
Orang Jawa heran lagi karena atos
dalam bahasa Jawa artinya keras. Jadi orang tadi benar-benar sudah menggigit sandal ? Dan rasanya atos- keras….?!. Pantasan keras,
yang digigit sandal bakiak!. Terang aja
keras. Dan orang-orang itupun tertawa, tinggal
si akang yang kebingungan. Lalu ia
tanya pada temannya yang menjadi tuan rumah, apa yang ditertawakan orang-orang
itu. Tuan rumah yang mengerti duduk persoalannya, kemudian menjelaskan pada sia akang. Bahwa nyokot dalam bahasa Jawa artinya mengigit, dan atos artinya
keras. Setelah itu tuan rumah yang
mengerti bahasa Sunda menjelaskan pada keluarganya
bahwa nyokot itu the, dalam bahasa Sunda bukan menggigit, tapi me-ngam-bil….! Dan atos juga bukan keras, tapi
sudah…! Jadi bukannya dia menggigit
sendal bakiaknya dan rasanya keras. Tapi ia tadi keluar untuk mengambil sandal.
Dan ketika masuk ada yang tanya sudah..? dijawab ‘atos’, artinya sudah…
bukan keras.
Akhirnya semuanya tertawa.
NB : Memang ,sama bahasa belum tentu sama maknanya. Makanya
kita harus saling mengenal. Tak kenal maka tak sayang.
( Rio Kelana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar