Pengikut

Kamis, 01 November 2012

Antara Sawah Dan Diskotik



Suatu saat aku dalam kondisi menganggur di Jakarta. Kedatangan teman dari Bandung  membuatku terkejut. Bagaimana tidak, aku sudah sekian lama meninggalkan kota Bandung yang aku cintai dan sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan teman-teman di Bandung, tiba-tiba salah seorang dari temanku yang baik muncul tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
Setelah  cerita-cerita, ternyata tujuannya adalah untuk refreshing. Dia ingin aku mengajaknya ke tempat aku biasanya refreshing. Yah namanya sahabat, aku turuti saja apa yang menjadi ke inginannya. Kemudian aku ajak dia ke tempat aku biasanya refreshing.  Memang tempatnya agak jauh , beberapa kali oper kendaraan. Menuju ke sebuah tempat di pinggiran ibu kota , masuk ke sebuah kampung yang di pinggir kampung itu masih ada kampung lagi, dan sampai ke sebuah persawahan yang cukup luas. Disitulah aku mengajak sahabatku duduk-duduk.
Tapi temanku tampaknya bingung.” Mana,. Yo, tempat kamu refreshing…?”. Tentu saja aku tersenyum.
 “ Ya inilah. tempat aku refresing untuk menghilangkan kejenuhan oleh suasana kota Jakarta. .. Aku lebih suka menyendiri duduk di sini, di tepi sawah ini. ……..Damai…….” kataku apa adanya.
“ Wah, Yo.  Kalau cuma begini saja, di Bandung juga banyak. Aku pengennya ke tempat ramai yang menghiburlah..” katanya tampak kecewa.
Akhirnya aku mengajaknya  ketempat –tempat keramaian. Seperti Taman Ismail Marjuki, Monas dan lain-lain.
Kemudian dia mengajak ku ke sebuah diskotik. Ya udah aku ikutin saja supaya dia senang berada di Jakarta.
Setelah di dalam diskotik, , kamipun   cuma pesan minuman ringan saja, karena aku dan dia tidak suka minum-minuman keras (seperti batu) Kami  gak ada kegiatan lain selain ngobrol-ngobrol, minum-minum dan mendengarkan dentuman music di dalam diskotik sambil melihat penyanyinya. Sebentar-sebentar minum,sebentar-sebentar minum, tak terasa beberapa botol minuman telah kami habiskan. Sehingga kalau di meja-meja lain penuh dengan botol –botol bir yang besar -besar, kalau di meja kami penuh dengan botol-botol kecil minuman ringan berkarbonasi.
Karena kebanyakan minum dan udara di dalam diskotik juga dingin ber-AC, menyebabkan kami berdua secara bergantian bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil.
 Waktupun tak terasa hingga jam tiga pagi. Kami keluar Saat diskotik bubar. Yah benar-benar tak terbayangkan refreshing kok ke tempat seperti ini. Kalau cuma sekali, dua kali ke diskotik aku bisa enjoy saja. Tapi kalau setiap hari, rasa- rasanya bukan tambah fresh,  tapi tambah strees..!. Ha ha..!
Maklum, aku kan Wong ndeso. Aku sudah cukup kenyang dengan hiruk-pikuk dan kebisingan kota Jakarta. Jadi kalau ingin refreshing  tetep pengen ke tempat yang suasananya tenang , damai seperti persawahan yang suka aku datangi.

( Rio Kelana )

1 komentar:

  1. Membuka Usaha Diskotik sekarang bisa membuat omset Puluhan Juta loh silahkan klik Usaha Diskotik Sukses Dengan Beer dan Wine Cooler Salam Sukses. :)

    BalasHapus